Usaha Pencegahan Cedera Olahraga

Usaha-Usaha Pencegahan Cedera Olahraga

Dalam hal ini akan dijelaskan beberapa cara usaha-usaha untuk pencegahan cedera olahraga yang disebutkan diatas,antara lain :
1.    Pengaturan gizi
Seorang atlet,baik itu professional atau non pofesional akan membutuhkan asupan gizi yang baik dan teratur untuk dapat mengatur kondisi fisik tubuhnya dan pengeluaran kalorinya. Pengetahuan gizi khususnya tentang pengaturan makanan untuk atlet sangat bermanfaat, karena memberikan beberapa keuntungan bagi atlet tersebut antara lain:
1) Memberikan pengetahuan tentang makanan yang dapat mencapai atau mempertahankan kondisi tubuh yang telah diperoleh dalam latihan;
2) Memberikan makanan yang dapat menyediakan energi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga;
3) Menentukan bentuk makanan dan frekwensi makan yang tepat pada waktu latihan intensif sebelum, selama dan sesudah pertandingan;
4) Menggunakan prinsip gizi dalam menurunkan dan menaikkan berat badan sesuai yang diinginkan;
5) Menggunakan prinsip gizi untuk mengembangkan atau membuat rencana diet individu sesuai dengan aturan tubuh, keadaan fisiologi dan metabolismenya serta mempertimbangkan selera serta kebiasaan dan daya cerna atlet.
Kecukupan nutrisi optimal pada olahragawan adalah karbohidrat sebesar 60-70% dari total energi, protein 12-15%, sisanya didapatkan dari lemak. Vitamin dan mineral mempunyai peran dalam meningkatkan kemampuan fisik atlet terutama pada saat latihan dan pertandinganBerikut beberapa cara dalam pengaturan gizi bagi seorang atlet,misalnya saja pada atlet sepak bola.Selain pengaturan program latihan yang teratur dan terarah,untuk mencapai hasil yang lebih baik dengan asupan gizi atau pengaturan makanan dengan kebutuhan gizi yang lebih besar dan seimbang dibanding orang biasa. Serta pengaturan makanan khusus harus disiapkan pada masa pelatihan,pertandingan dan pasca pertandingan.Sebagai contoh,atlet sepak bola makan 3x sehari dengan lauk pauk yang seimbang dan gizinya lebih besar dari orang biasa.Dan pada saat latihan,pertandingan dan pasca pertandingan diberikan makanan khusus,seperti suplemen atau vitamin.

2.    Aklimatisasi
Cara-cara seorang atlit melakukan aklimatisasi adalah antara lain :
Atlet yang akan bertanding didaerah ketinggian harus melakukan penyesuaian yang optimal,utamanya atlet yang akan berlaga pada cabang olahraga yang memerlukan (O2) dalam jumlah yang banyak.seperti olahraga renang dan atletik.
Aklimatisasi pada ketinggian secara langsung berhubungan dengan keadaan latihan sebelumnya dari atlet yang bersangkutan. Waktu yang diperlukan untuk aklimatisasi paling sedikit 3 minggu untuk ketinggian 2000 meter dpl atau lebih, termasuk melakukan aktifitas aerobic. Jika pada daerah yang rendah untuk aklimatisasi memerlukan waktu yang tidak terlalu lama. Selama minggu pertama pada ketinggian,intensitas latihan sebaiknya ringan,dan secara bertahap dinaikkan sampai mencapai maksimum.
Lama aklimatisasi tergantung ketinggian,seperti :
1.    Ketinggian sampai dengan 2000 m paling sedikit lama waktu aklimatisasinya 14 hari
2.    Antara 2000-2500 m, membutuhkan aklimatisasi selama 21 hari
3.    Ketinggian lebih dari 2500 m membutuhkan waktu selama 28 hari

3.    Peningkatan kualitas wasit dan pelatih
Apabila kita teliti pasti mendapati sebuah fenomena bagaimana seorang wasit (dan asisten wasit) adalah “raja” selama 2 X 45 menit. Jangankan disentuh, menggertak atau mengejek wasit pun bisa berbuah kartu. Kalaupun lolos dari kartu, rekaman pertandingan bisa membuat pemain yang bersangkutan dikenai hukuman atau skorsing. Beberapa musim yang lalu Liga Inggris membuat sebuah program kampanye “Respect the Referee“. Banyak pelajaran positif dari kampanye tersebut yang dapat kita ambil dan terapkan pada kompetisi sepakbola kita.
Setiap wasit dan pelatih diharuskan untuk mengikuti kursus dasar dan pelatihan yang berlisensi standar dalam melakukan tugasnya sebagai wasit dan pelatih. Selain itu sering diadakannya penyuluhan terhadap wasit dan pelatih untuk dapat menciptakan kondisi yang sportif dan kondusif dalam setiap pertandingan. Seorang pelatih harus dapat menerima keptusan wasit,karena keputusan wasit adalah mutlak. Namun apabila keputusan wasit tersebut dianggap kurang benar,maka seorang pelatih dapat mengajukannya kepada pihak panitia dan penyelenggara dengan jalan tahap yang benar dan semestinya,tanpa disertai unsur kekerasan. Misalnya referee/wasit berhak membatalkan permaianan, jika keadaan membahayakan pemain, seperti cuaca buruk, hujan keras, angina kencang atau kabut tebal. Atau wasit dapat mengentikan permaianan oleh karena ulah penonton yang melempari pemain, dan juga mengeluarkan pemain karena kelakuannya atau keselamatannya.

One response to “Usaha Pencegahan Cedera Olahraga

Leave a comment